Polisi bekuk komplotan pengoplos elpiji subsidi di Bali yang telah beroperasi secara ilegal dan terorganisir yang beromzet Rp 3,3 Miliar.
Di balik keindahan pantai dan budaya yang memesona, baru-baru ini aparat kepolisian berhasil membongkar praktik ilegal yang merugikan masyarakat sekaligus negara pengoplosan elpiji subsidi yang digarap oleh komplotan terlatih.
Mirisnya, aksi ini telah berlangsung lama dan mengantongi omzet fantastis hingga Rp 3,3 miliar Info Kejadian Bali!
Terungkapnya Aksi Ilegal di Tengah Pemukiman
Penggerebekan dilakukan oleh aparat Polda Bali setelah melalui serangkaian penyelidikan panjang. Komplotan ini beraksi di beberapa titik tersembunyi di wilayah Denpasar dan Badung.
Mereka memanfaatkan rumah-rumah tinggal yang tampak biasa dari luar, namun di dalamnya tersimpan puluhan tabung gas subsidi dan non-subsidi, lengkap dengan alat penyuntik gas rakitan.
Dari hasil penggerebekan, polisi menyita lebih dari 100 tabung gas ukuran 3 kg, 5,5 kg, dan 12 kg, serta berbagai perlengkapan pengoplosan. Salah satu yang mengejutkan adalah temuan mesin khusus yang digunakan untuk memindahkan isi gas dari tabung subsidi ke tabung non-subsidi.
Praktik ini jelas melanggar hukum karena tidak hanya menyalahgunakan subsidi negara, tapi juga membahayakan keselamatan warga sekitar.
Meraup Untung Berkali Lipat
Modus operandi komplotan ini tergolong licik dan terstruktur. Mereka membeli elpiji bersubsidi 3 kg dengan harga resmi sekitar Rp 18.000, lalu memindahkan isinya ke tabung non-subsidi 12 kg yang dijual di atas Rp 200.000.
Dalam satu kali proses, para pelaku bisa mengisi hingga 50 tabung besar. Bayangkan saja keuntungan yang mereka dapatkan dari satu kali oplosan, apalagi jika dilakukan hampir setiap hari.
Komplotan ini juga diduga menjual gas hasil oplosan ke beberapa agen dan warung sembako yang tidak curiga atau mungkin sengaja “menutup mata” karena tergiur harga murah. Celakanya, gas oplosan ini tidak memenuhi standar keamanan. Jika sampai bocor atau meledak, bukan cuma pelaku yang kena, tapi bisa membahayakan nyawa warga sekitar.
Baca Juga: Kasus Pembunuh Komang Alam di Arena Judi Tajen Kintamani Jadi Tersangka
Bisnis Gelap Omzet Rp 3,3 Miliar
Dari hasil penyelidikan, polisi memperkirakan omzet komplotan ini selama beroperasi mencapai Rp 3,3 miliar. Angka ini bukan main-main, apalagi kalau mengingat ini merupakan hasil dari bisnis haram yang menyedot hak rakyat kecil. Subsidi elpiji yang semestinya digunakan oleh masyarakat miskin justru dijadikan alat memperkaya diri oleh sekelompok orang tak bertanggung jawab.
Pengakuan dari salah satu tersangka menyebutkan bahwa bisnis ini telah berjalan lebih dari setahun. Mereka mengaku terlibat karena tergiur keuntungan cepat. Ada yang bertugas membeli gas subsidi dari pengecer, ada yang bertugas mengoplos, dan ada pula yang mengantar ke konsumen. Semuanya bekerja seperti jaringan terorganisir.
Ancaman Hukuman Berat
Kepolisian berhasil membongkar kasus ini berkat laporan warga yang curiga dengan aktivitas mencurigakan di salah satu rumah. Setelah melakukan pengintaian dan penyamaran, polisi akhirnya menggerebek lokasi dan menangkap lima pelaku.
Mereka kini dijerat dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara dan denda hingga Rp 60 miliar.
Kapolda Bali menegaskan bahwa praktik semacam ini adalah kejahatan serius karena merugikan negara dan membahayakan publik. Ia juga meminta masyarakat untuk ikut serta dalam pengawasan, terutama terhadap aktivitas jual beli elpiji yang tidak wajar. “Kalau ada penjual yang jual gas 12 kg dengan harga jauh di bawah pasaran, patut dicurigai,” tegasnya.
Kesimpulan
Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Saat banyak warga kesulitan mencari elpiji 3 kg bersubsidi, ternyata ada pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk meraup untung besar. Tak jarang masyarakat kecil harus antre panjang, bahkan kehabisan gas, akibat ulah para pengoplos yang menyedot stok dari pasar.
Pengungkapan kasus ini juga menjadi pengingat bahwa sistem distribusi subsidi masih rentan dimanipulasi. Perlu pengawasan lebih ketat dan teknologi yang transparan, seperti pelacakan distribusi berbasis digital, agar penyelewengan bisa ditekan.
Untuk informasi lengkap mengenai Bali. Kalian bisa kunjungi Info Kejadian Bali, yang menjadi sumber berita terpercaya yang menyediakan update real-time dan laporan mendalam tentang kondisi di pulau ini.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari kumparan.com