Posted in

Pemprov Bali Tunjukan 30 Sekolah Untuk Program Lingkungan Bersih

Pemerintah Bali menetapkan 30 sekolah pionir Program Adiwiyata, menerima penghargaan atas komitmen lingkungan bersih dan berkelanjutan.

Pemprov-Bali-Tunjukan-30-Sekolah-Untuk-Program-Lingkungan-Bersih

Sebanyak 30 sekolah ini menerima Piagam Penghargaan Sekolah Adiwiyata Provinsi Bali 2025, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen mereka.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran Info Kejadian Bali.

Komitmen Pemprov Bali Dalam Pendidikan Lingkungan

Pemerintah Provinsi Bali menegaskan komitmennya dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan melalui Program Adiwiyata. Program ini tidak hanya memberikan penghargaan, tetapi juga bertujuan membangun budaya bersih dan peduli lingkungan di sekolah. Piagam penghargaan diharapkan menjadi motivasi bagi sekolah untuk terus mengembangkan praktik kebersihan dan keberlanjutan.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai penggerak perubahan. Kepala sekolah berfungsi sebagai motor penggerak yang memastikan seluruh program terlaksana dengan baik. Tanpa kepemimpinan yang kuat, berbagai inisiatif lingkungan di sekolah tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

Pemprov Bali menekankan bahwa pendidikan lingkungan bukan sekadar materi di kelas. Pendidikan ini membentuk karakter dan budaya generasi muda agar peduli lingkungan sejak dini. Melalui program ini, pemerintah ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama.

Sekolah Penerima Penghargaan dan Jenjangnya

Dari 30 sekolah yang menerima Piagam Penghargaan Sekolah Adiwiyata Provinsi Bali 2025, 22 merupakan Sekolah Dasar (SD), enam Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan dua Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK). SD penerima penghargaan antara lain SDN 23 Dangin Puri, SDN 1 Abianbase, SDN 2 Sangeh, dan SD Saraswati Tabanan. SMP penerima mencakup SMPN 2 Seririt, SMPN 1 Seririt, dan SMPN 2 Candikusuma, sementara jenjang SMA/SMK diwakili oleh SMKN 2 Negara dan SMA Firdaus.

Sekolah-sekolah penerima penghargaan tersebar di berbagai kabupaten Bali. Penyebaran ini menunjukkan komitmen menyeluruh dari seluruh wilayah dalam membangun sekolah yang bersih, hijau, dan berkelanjutan. Hal ini juga mencerminkan upaya pemerintah untuk tidak hanya fokus pada wilayah perkotaan, tetapi juga pedesaan.

Piagam penghargaan tidak hanya simbol formalitas, tetapi juga menjadi pengakuan nyata atas kerja keras sekolah dan kepala sekolah dalam membangun budaya kebersihan. Sekolah yang berhasil meraih penghargaan diharapkan menjadi teladan bagi sekolah lain dalam mengembangkan praktik pengelolaan lingkungan yang efektif.

Baca Juga: Polisi Bekuk Dua Pelaku Copet di Kuta Bali, Turis Terjaga Aman

Pentingnya Pendidikan Lingkungan Sejak Dini

Pentingnya-Pendidikan-Lingkungan-Sejak-Dini

Pertumbuhan penduduk Bali menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau dan meningkatnya produksi sampah. Oleh karena itu, pendidikan lingkungan sejak dini menjadi sangat penting. Pendidikan ini menekankan kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan emosional, membentuk siswa yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya.

Sekolah menjadi contoh pengelolaan sampah yang baik, termasuk pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan penerapan pengelolaan sampah berbasis sumber. Contoh nyata dapat dilihat di SDN Kampung Bali 07 Pagi, yang menanamkan nilai-nilai kebersihan sejak dini melalui kegiatan rutin di lingkungan sekolah.

Melalui pendidikan lingkungan, siswa belajar untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan, menerapkan kebiasaan ramah lingkungan, serta mengembangkan kreativitas melalui daur ulang. Pendidikan ini menjadi pondasi bagi generasi muda untuk hidup selaras dengan alam dan berperan aktif dalam pelestarian lingkungan.

Inisiatif Lingkungan Lainnya

Selain Program Adiwiyata, beberapa program lain menunjukkan komitmen sekolah Bali terhadap lingkungan. Program DAURI melibatkan 30 sekolah dalam edukasi daur ulang karton minuman bekas (UBC), bekerja sama dengan Tetra Pak dan EcoBali. Hasilnya, lebih dari 350 kilogram karton dikumpulkan dan diubah menjadi 15 papan tulis untuk sekolah.

Program Sekolah Ekologis, pilot project PPLH Bali bekerja sama dengan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), bertujuan menciptakan ekosistem sekolah sehat, aman, dan berkelanjutan. Program ini mendorong siswa mengurangi penggunaan plastik sekali pakai melalui kampanye “Ban The Big 5”, sekaligus membangun kesadaran kolektif dalam komunitas sekolah.

Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya mengedukasi siswa, tetapi juga melibatkan seluruh komunitas sekolah, termasuk guru, staf, dan orang tua. Kegiatan ini mengajarkan nilai kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab bersama untuk menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan.

Dampak Positif Program dan Harapan Masa Depan

Dampak positif program-program ini terlihat dari meningkatnya kesadaran siswa terhadap kebersihan diri dan lingkungan. Lingkungan sekolah menjadi lebih asri, nyaman, dan kondusif untuk proses belajar mengajar. Kebiasaan menjaga kebersihan pun mulai terbentuk sejak dini.

Pemprov Bali berharap semakin banyak sekolah menjadi teladan dalam gerakan peduli lingkungan. Dengan adanya praktik pengelolaan sampah, edukasi, dan kampanye lingkungan, sekolah diharapkan menjadi motor penggerak perubahan di masyarakat luas.

Gerakan ini menanamkan kebiasaan daur ulang, pengurangan sampah, dan perilaku ramah lingkungan di generasi muda. Langkah-langkah ini tidak hanya melindungi lingkungan saat ini, tetapi juga membentuk generasi Bali yang bertanggung jawab, peduli, dan siap menjaga keberlanjutan alam di masa depan.

Simak berita update lainnya tentang Bali dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Bali.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari kilasbali.com
  2. Gambar Kedua dari balitopik.com