Posted in

Detik-Detik KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, 4 Nyawa Hilang di Selat Bali!

Insiden tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada 2 Juli 2025, dengan manifest kapal mencapai 65 orang dan 22 kendaraan.

Detik-Detik KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, 4 Nyawa Hilang di Selat Bali!

Hingga saat ini, empat orang meninggal dunia dan 31 penumpang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Meskipun demikian, masih ada penumpang yang belum ditemukan, dan tim SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian di tengah kendala cuaca buruk seperti gelombang tinggi dan angin kencang.

Kejadian ini dilaporkan terjadi setelah kapal mengalami gangguan mesin dan kebocoran di ruang mesin, yang kemudian menyebabkan kapal terbalik. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Bali.

Kronologi Kejadian Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk mengalami insiden kecelakaan di perairan Selat Bali. Kapal tersebut dilaporkan mengalami kondisi distress atau bahaya pada pukul 23.20 WIB. Berdasarkan laporan petugas di lapangan, KMP Tunu Pratama Jaya kemudian tenggelam pada pukul 23.35 WIB.

Koordinator SAR Gabungan, Wahyu Setya Budi, menyatakan bahwa kapal tenggelam di titik tengah antara Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk. Setelah mengalami kebocoran di ruang mesin dan terbalik. Kapal bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada pukul 22.56 WIB. Sekitar pukul 23.30 WIB atau 00.16 WITA, ada komunikasi permintaan tolong karena kapal mengalami kebocoran mesin, yang diterima melalui kanal salah satu menara syahbandar.

Selanjutnya, pada pukul 00.19 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya mengalami blackout atau hilang sinyal. Tiga menit kemudian, pada pukul 00.22 WITA, kapal sudah terbalik dan hanyut ke arah selatan. Dalam kondisi cuaca cerah dan ideal, penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk biasanya memakan waktu sekitar 45-60 menit.

Jumlah Penumpang dan Kendaraan

Berdasarkan data manifest, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 53 penumpang dan 12 kru kapal, sehingga total ada 65 orang di dalamnya . Kapal tersebut juga membawa 22 unit kendaraan dari berbagai golongan. Dokumen lain menyebutkan bahwa dari 22 kendaraan tersebut, 14 di antaranya adalah truk tronton. Total keseluruhan penumpang dan kru kapal adalah 65 orang.

Baca Juga: Museum Perdamaian Bakal Dibangun di Lokasi Bom Bali, Anggaran Rp 400 M

Korban Jiwa dan Selamat

Korban Jiwa dan Selamat

Hingga pukul 10.00 waktu setempat pada Kamis, 3 Juli 2025, tercatat empat orang meninggal dunia akibat insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali . Keempat korban meninggal dunia tersebut merupakan penumpang kapal yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.

Beberapa nama korban meninggal yang telah terkonfirmasi antara lain Cahyani dari Dusun Krajan Kulon Banyuwangi. Elok dari Sri Tanjung Banyuwangi, Eko Prasetyo (laki-laki), dan Anang Suryono (59) (laki-laki). Empat jenazah penumpang KMP Tunu Pratama Jaya ini ditemukan di Pantai Pebuahan setelah kapal tenggelam di Selat Bali.

Sementara itu, sebanyak 31 orang berhasil ditemukan selamat dari kecelakaan kapal tersebut. Kepala Kantor Badan SAR Wilayah Jatim, Nanang Sigit, melaporkan bahwa dari 27 korban yang ditemukan, 23 di antaranya dalam kondisi selamat, sedangkan empat lainnya meninggal dunia. Sebanyak 23 korban selamat diketahui menyelamatkan diri dengan menumpang perahu nelayan dan kapal-kapal tim SAR gabungan, lalu dibawa ke Pelabuhan Gilimanuk.

Sebagian besar korban selamat dilaporkan berenang di laut sambil mengenakan jaket pelampung. Nanang juga menyebutkan bahwa dari 23 korban selamat, masih ada dua orang yang belum terkonfirmasi namanya. Laporan lain dari Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, menyebutkan bahwa empat korban berhasil diselamatkan dan dalam kondisi sehat, serta sedang ditangani oleh tim medis di Gilimanuk

Operasi Pencarian dan Penyelamatan (SAR)

Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) telah dilakukan sejak dini hari oleh Tim Gabungan. Tim gabungan ini terdiri dari unsur Basarnas, TNI/Polri, Syahbandar, KPLP, ASDP, serta unsur terkait lainnya yang berkoordinasi di bawah Kantor Pencarian dan Pertolongan. Operasi SAR ini masih berlangsung dengan dukungan armada laut dan tim penyelamat dari berbagai instansi terkait.

Basarnas mengerahkan sembilan unit kapal SAR untuk mencari penumpang yang tenggelam. Tim SAR Basarnas juga menyiapkan kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) dan bekerja sama dengan KPLP serta Pos SAR sekitar untuk mencari korban.

Tantangan dalam Proses Evakuasi

Proses evakuasi menghadapi berbagai tantangan, termasuk kondisi gelombang laut yang tinggi, dengan ketinggian gelombang mencapai 2 hingga 2,5 meter. Selain itu, angin kencang dan arus kuat di sekitar lokasi kejadian juga menjadi hambatan signifikan bagi tim penyelamat.

Kemenhub menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini dan memastikan bahwa setiap langkah penanganan dilakukan secara cepat, terkoordinasi, dan mengedepankan keselamatan jiwa. Mereka terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran operasi pencarian dan penyelamatan.

Kesimpulan

Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada 2 Juli 2025, dengan empat korban meninggal dunia dan 31 orang berhasil diselamatkan, menunjukkan urgensi koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana laut. Tantangan cuaca ekstrem, seperti gelombang tinggi, angin kencang, dan arus kuat, memperumit upaya evakuasi dan pencarian.

Kelanjutan operasi SAR gabungan menjadi krusial untuk menemukan penumpang yang masih belum ditemukan, sekaligus melakukan pendataan identitas korban secara akurat. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN BALI.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari lombokpost.jawapos.com
  2. Gambar Kedua dari www.cnbcindonesia.com