Posted in

Jatiluwih Festival 2025, Perayaan Budaya dan Alam Bali yang Menawan

Festival Jatiluwih 2025 dihelat kembali di kawasan sawah terasering Jatiluwih, Tabanan, Bali, pada 19–20 Juli 2025.

Jatiluwih-Festival-2025,-Perayaan-Budaya-dan-Alam-Bali-yang-Menawan

Bertempat di salah satu warisan dunia UNESCO yang terkenal dengan sistem irigasi subak, festival ini menjadi ajang bagi masyarakat dan wisatawan untuk merayakan keharmonisan budaya, alam, dan seni Bali. Dibawah ini Info Kejadian Bali akan memberikan ulasan lengkap mengenai festival yang memukau hati ini.

Sejarah dan Filosofi Festival Jatiluwih

Jatiluwih Festival berakar dari inisiatif warga yang ingin melestarikan warisan lokal dengan menyelenggarakan perayaan di tengah hamparan sawah UNESCO. Filosofi Tri Hita Karana, harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas, menjadi ruh utama festival.

Konsep ini mendorong masyarakat menjaga keseimbangan antara pertanian tradisional, pelestarian budaya, dan keindahan lingkungan yang kini semakin langka di tengah arus modernisasi.

Tema dan Tujuan Festival Tahun 2025

Tahun ini, Jatiluwih Festival mengangkat tema “Grow With Nature” atau Tumbuh Bersama Alam, menekankan pentingnya tumbuh kembang desa dan pariwisata selaras dengan kelestarian bumi. Tujuan utama festival adalah:

  • Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian ekosistem pertanian dan air.
  • Menjadikan festival sebagai platform pemasaran pariwisata berkelanjutan.
  • Mengedukasi wisatawan mengenai filosofi Subak dan nilai gotong royong masyarakat Bali.
    Dengan fokus ini, Jatiluwih Festival 2025 diharapkan membawa pesan kuat tentang pelestarian alam dan budaya Bali ke ranah yang lebih luas.

Ragam Kegiatan Selama Festival

Festival menawarkan berbagai kegiatan yang memperkaya pengalaman pengunjung:

  • Pentas seni tradisional: Tari Barong, Tari Panyembrama, pertunjukan gamelan, teater maskot Dewi Sri dan Jatayu, lambang kesuburan serta kemakmuran sawah.
  • Karnaval dan fashion show: Parade kostum unik dengan sentuhan bahan-bahan alam dan melibatkan warga lokal serta anak-anak.
  • Pameran UMKM dan kuliner: Stand makanan khas Bali, kopi Jatiluwih, kerajinan tangan, hingga olahan berbasis hasil sawah.
  • Workshop interaktif: Pembuatan laklak (kue tradisional Bali), kopi sangrai lokal, dan kerajinan jerami, turut mengedukasi pengunjung serta memberdayakan pelaku UMKM setempat.
  • Edukasi dan tur pertanian: Tur mengenal sistem Subak, ikut serta membajak sawah, hingga demonstrasi aktivitas pertanian tradisional.
  • Kegiatan lingkungan dan yoga: Pengunjung diajak berpartisipasi dalam aksi tanam pohon, yoga di tengah hamparan sawah, hingga belajar tentang ekosistem.

Baca Juga: Mau Cuan Makin Besar? Telkom Berikan Solusi Smart Marketing Bagi UMKM Bali

Keterlibatan dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Keterlibatan-dan-Pemberdayaan-Masyarakat-Lokal

Festival ini melibatkan lebih dari 95% warga desa Jatiluwih dalam setiap rangkaian acaranya, mulai dari panitia, pelaku seni, UMKM hingga pemandu wisata.

Kolaborasi erat antara desa, pemerintah daerah, komunitas seni, dan pecinta lingkungan memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

Selain itu, generasi muda dilibatkan dalam pentas seni dan edukasi, memastikan pelestarian budaya Bali berlangsung lintas generasi.

Dampak Terhadap Ekonomi dan Pariwisata

Jatiluwih Festival terbukti membawa dampak positif yang luas:

  • Ekonomi: UMKM memperoleh pemasukan baru dari aneka kuliner, kopi, dan produk kerajinan yang diminati wisatawan domestik dan asing.
  • Sosial: Festival menjadi wahana silaturahmi dan transfer nilai budaya, mempererat solidaritas warga desa.
  • Pariwisata: Kehadiran ribuan wisatawan mengangkat citra Jatiluwih, memperpanjang masa tinggal, dan menumbuhkan ekosistem kunjungan wisata berbasis pertanian berkelanjutan.
  • Pendidikan: Generasi muda mendapat pembelajaran tentang pentingnya alam dan budaya berasal dari pengalaman langsung, bukan sekadar teori.

Tantangan dan Harapan Ke Depan

Meski meriah, Jatiluwih Festival dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti:

  • Alih fungsi lahan dan penurunan sumber air akibat perubahan iklim.
  • Potensi pergeseran budaya akibat pertumbuhan pariwisata massal.
  • Kebutuhan inovasi dalam promosi agar festival makin dikenal dan semakin diminati wisatawan internasional.

Harapan ke depan, festival ini dapat terus menjadi agenda tahunan berskala nasional dan menjadi role model pengembangan desa wisata berbasis alam dan budaya di Indonesia. Pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku wisata diharapkan terus bersinergi agar pelestarian Jatiluwih sebagai warisan dunia tetap terjaga.

Kesimpulan

Jatiluwih Festival 2025 bukan hanya sekadar perayaan keindahan alam dan seni, tetapi juga peneguhan komitmen warga terhadap pelestarian budaya agraris Bali yang hidup harmonis dengan alam. Melalui rangkaian kegiatan yang sarat edukasi dan pemberdayaan, festival ini membangkitkan kebanggaan identitas lokal sekaligus memperkuat ekosistem pariwisata berkelanjutan.

Keseimbangan antara tradisi, inovasi, dan pelestarian menjadikan Festival Jatiluwih istimewa, mengukir pesan penting agar Bali tumbuh bersama nilai budaya dan alamnya, demi masa depan yang lestari dan menawan.

Untuk informasi lengkap mengenai Bali, kalian bisa kunjungi Info Kejadian Bali, yang menjadi sumber berita terpercaya yang menyediakan update real-time dan laporan mendalam tentang kondisi di pulau ini.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari bali.antaranews.com
  2. Gambar Kedua dari star-news.id