Posted in

Festival STQH dan FSBI 2025: Merajut Persatuan Dalam Keberagaman Bali

Tahun 2025 menjadi momen istimewa bagi masyarakat Bali dengan digelarnya Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al Hadis (STQH) XXVIII serta Festival Seni Budaya Islam (FSBI) III tingkat Provinsi Bali.

Festival STQH dan FSBI 2025: Merajut Persatuan Dalam Keberagaman Bali

Acara yang berlangsung pada 12–13 Juli 2025 di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini tidak sekadar ajang kompetisi keagamaan, tetapi juga menjadi panggung harmoni dan toleransi antarumat beragama di Pulau Dewata.

Dengan kehadiran lebih dari 400 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Menegaskan peran penting generasi muda dalam menjaga keberagaman dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan. Info Kejadian Bali disini akan membahas bagaimana acara ini memperkuat kebersamaan dan keberagaman di Pulau Dewata.

STQH dan FSBI 2025

STQH XXVIII dan FSBI III Provinsi Bali tahun ini diikuti oleh 405 peserta dari sembilan kabupaten/kota. Kafilah terbanyak berasal dari Kabupaten Buleleng, disusul Karangasem, Badung, Gianyar, dan daerah lainnya.

STQH mempertandingkan 11 cabang lomba, di antaranya Tilawah Qur’an berbagai golongan usia, Hifzhil Qur’an (hafalan) mulai dari 1 hingga 30 juz, Tafsir Al-Qur’an, Hifzhil Hadis 100 dan 500 hadis, serta karya tulis ilmiah hadis. Sementara FSBI menghadirkan empat cabang lomba seni budaya Islam yang menonjolkan kreativitas dan kearifan lokal.

Selain kompetisi, serangkaian acara juga diwarnai dengan pawai ta’aruf yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai majelis taklim dan ormas Islam di Kecamatan Gerokgak. Pawai ini menjadi simbol kebersamaan dan semangat persatuan, memperlihatkan wajah Islam yang ramah dan terbuka di tengah masyarakat Bali yang majemuk.

Harmoni Dalam Keberagaman

Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam sambutan pembukaan menegaskan bahwa STQH dan FSBI adalah bukti nyata kontribusi umat Islam dalam memperkaya budaya Bali, memperkuat kebhinnekaan, dan menjaga harmoni sosial.

Umat Islam di Bali dipandang sebagai bagian utuh masyarakat Bali yang menjunjung nilai-nilai taksu, welas asih, dan persaudaraan sejati. Pesan ini sangat relevan mengingat Bali dikenal sebagai destinasi wisata dunia yang menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Panitia juga menekankan tema besar kegiatan tahun ini, yaitu “Dengan Spirit STQH dan FSBI Kita Tingkatkan Peran Generasi Muda Qur’ani dalam Menjaga, Melestarikan dan Dapat Hidup Berdampingan dengan Alam Secara Harmonis.” Tema ini tidak hanya menyoroti pentingnya prestasi keagamaan, tetapi juga kepedulian terhadap lingkungan dan kehidupan sosial yang rukun.

Baca Juga: Kasus Pencabulan di Denpasar Terhenti Usai Tersangka Meninggal Dunia

Toleransi dan Kolaborasi Antarumat Beragama

Festival STQH dan FSBI 2025: Merajut Persatuan Dalam Keberagaman Bali

Salah satu keunikan STQH dan FSBI di Bali adalah keterlibatan berbagai pihak lintas agama dan budaya. Pembukaan dan penutupan acara dihadiri tokoh agama, pejabat pemerintah, serta masyarakat setempat. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa toleransi bukan sekadar slogan, melainkan praktik sehari-hari yang sudah mengakar di masyarakat Bali.

Kegiatan ini juga menjadi ruang dialog antarbudaya, di mana nilai-nilai Islam dipertemukan dengan kearifan lokal Bali. Seni budaya Islam yang dipertunjukkan dalam FSBI. Misalnya, seringkali mengadopsi unsur-unsur seni tradisional Bali, sehingga tercipta harmoni yang indah antara dua budaya besar.

Peran Generasi Muda Dalam Merawat Kebersamaan

Generasi muda menjadi garda terdepan dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai toleransi di Bali. Melalui STQH dan FSBI, para peserta tidak hanya berlomba menunjukkan kemampuan terbaiknya. Tetapi juga belajar tentang pentingnya hidup berdampingan secara damai. Ajang ini mendorong anak-anak dan remaja untuk memahami bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan hambatan.

Karya tulis ilmiah hadis, salah satu cabang lomba di STQH, menjadi wadah bagi peserta untuk mengaktualisasikan gagasan tentang toleransi, lingkungan, dan kemanusiaan. Dengan demikian, STQH dan FSBI tidak hanya mencetak juara, tetapi juga membentuk karakter generasi muda yang berakhlak mulia dan cinta damai.

Bali, Simbol Harmoni Nusantara

Penyelenggaraan STQH dan FSBI di Bali menjadi contoh nyata bagaimana harmoni dan toleransi dapat diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. Bali, dengan segala keindahan alam dan budayanya, menjadi simbol keberhasilan Indonesia dalam merawat kebhinnekaan. Melalui ajang ini, diharapkan pesan perdamaian dan persaudaraan dapat terus bergema, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Nusantara.

Dengan semangat kebersamaan, STQH dan FSBI 2025 menegaskan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan peluang untuk saling melengkapi dan memperkuat persatuan bangsa. Inilah esensi harmoni dan toleransi yang sesungguhnya, yang lahir dari hati, tumbuh dalam karya, dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ikuti terus Info Kejadian Bali agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.nusabali.com
  2. Gambar Kedua dari independensi.com