Posted in

Bocah Empat Tahun Tewas Tenggelam di Sungai Saat Asyik Bermain

Seorang bocah berusia empat tahun tewas tenggelam saat bermain di dekat sungai kawasan Gang Cempaka, Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali.

Bocah Empat Tahun Tewas Tenggelam di Sungai Saat Asyik Bermain

Peristiwa memilukan yang terjadi pada Senin pagi, 9 Juni 2025 ini mengguncang warga sekitar dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Insiden ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan anak di area berisiko.

Info Kejadian Bali akan membahas kronologi kejadian bocah empat tahun yang tenggelam di sungai gang cempaka, upaya penyelamatan, serta pesan yang bisa dipetik.

Detik-Detik Nahas di Tepi Sungai

Pagi itu, suasana di Gang Cempaka tampak seperti biasa. Anak-anak kecil, termasuk KPH, bermain bersama di sekitar aliran sungai yang kerap menjadi tempat bermain warga setempat. Namun, kegembiraan berubah menjadi kepanikan ketika KPH tiba-tiba tercebur ke dalam sungai. Arus yang cukup deras membuat tubuh mungil KPH cepat terbawa air.

Menurut AKP I Ketut Sukadi, Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 10.00 WITA. “Nggih benar, kejadiannya pukul 10 pagi” ujarnya saat dikonfirmasi media. Ketika insiden terjadi, orang tua dan warga sekitar langsung berupaya memberikan pertolongan.

Ayah KPH menjadi orang pertama yang mencoba menyelamatkan putranya. Dengan penuh kepanikan dan harapan, sang ayah melakukan tindakan darurat dengan menekan dada bocah itu, berusaha mengeluarkan air yang sudah masuk ke saluran pernapasannya. Air memang sempat keluar dari mulut korban, memberi harapan kecil bahwa KPH masih bisa diselamatkan.

Upaya Medis yang Terlambat

KPH segera dilarikan ke Rumah Sakit Dharma Yadnya, Denpasar, untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk fungsi jantung dan organ vital lainnya. Namun, harapan itu pupus. Air masih keluar dari hidung dan mulut bocah malang itu, dan tubuhnya menunjukkan tanda-tanda rigor mortis sudah membiru dan kaku.

“Hasil pemeriksaan, tidak ada luka lecet. Hanya saja tubuh korban sudah membiru dan kaku” jelas AKP Sukadi. Keterangan ini mengindikasikan bahwa korban meninggal akibat tenggelam dan bukan karena faktor kekerasan atau kecelakaan lainnya.

Pihak rumah sakit pun akhirnya menyatakan bahwa KPH sudah meninggal dunia. Kepedihan menyelimuti keluarga, terutama sang ayah yang telah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan buah hatinya.

Baca Juga: Heboh! Pemilik Vila Bakar Mobil yang Parkir Sembarangan

Keluarga Ikhlas, Duka Mendalam Menyertai

Bocah Empat Tahun Tewas Tenggelam di Sungai Saat Asyik Bermain

Dalam suasana yang sangat emosional, keluarga korban menyatakan telah mengikhlaskan kepergian KPH. Setelah proses administrasi selesai, jenazah KPH diberangkatkan ke kampung halamannya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur, untuk dimakamkan.

Momen pemulangan jenazah menjadi pemandangan yang mengharukan. Warga sekitar yang mengenal keluarga tersebut turut mengantar dan memberikan doa. Seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, “Dia anak yang ceria, sering bermain di depan rumah. Kami sangat kehilangan.”

Tragedi yang Menjadi Peringatan

Kejadian ini menambah panjang daftar kasus tenggelamnya anak-anak di perairan terbuka seperti sungai, danau, maupun kolam tanpa pengawasan. Anak-anak, khususnya balita, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan belum bisa memperkirakan bahaya. Sungai yang terlihat tenang di permukaan bisa saja memiliki arus bawah yang kuat dan mematikan.

Kejadian ini mengingatkan kita bahwa tak cukup hanya memperingatkan anak untuk tidak bermain dekat air. Diperlukan pengawasan aktif, kehadiran orang dewasa, serta edukasi dini tentang keselamatan di area berisiko. Bahkan, di lingkungan perumahan padat seperti di Denpasar, sungai-sungai kecil bisa berubah menjadi perangkap maut bagi anak-anak yang lepas dari pengawasan.

Para pakar keselamatan anak pun kerap menekankan pentingnya pemasangan pagar atau batas fisik di sekitar aliran sungai yang berada dekat dengan pemukiman. Selain itu, edukasi kepada orang tua dan pengasuh tentang teknik pertolongan pertama pada kasus tenggelam sangat dibutuhkan untuk meningkatkan peluang penyelamatan.

Kesimpulan

Kisah tragis yang menimpa KPH bukan hanya kabar duka bagi keluarganya, tetapi juga sebuah alarm bagi kita semua. Di tengah kehidupan modern yang penuh kesibukan, terkadang kewaspadaan terhadap hal-hal sederhana seperti sungai di dekat rumah justru terabaikan.

Kini, satu nyawa telah melayang. Seorang bocah yang belum sempat mengenal dunia lebih jauh harus kembali ke pangkuan Ilahi dengan cara yang memilukan. Semoga duka ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih peduli, lebih waspada, dan lebih bertanggung jawab terhadap keselamatan anak-anak di sekitar kita.

Tidak ada yang dapat menggantikan nyawa seorang anak. Tapi dengan kesadaran kolektif, semoga tidak ada lagi anak yang harus kehilangan masa depannya hanya karena kelalaian kecil yang bisa dicegah. Simak dan ikuti terus Info Kejadian Bali agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang akan terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.detik.com
  2. Gambar Kedua dari www.rri.co.id