Seorang pria asal Karangasem dilaporkan hilang setelah diduga terpeleset dan jatuh dari jukung saat mancing di perairan Bali.
Kejadian ini terjadi saat korban sedang melempar jaring di laut pagi hari, sehingga jukung yang dilengkapi mesin tempel terus bergerak tanpa pengemudi. Upaya pencarian oleh tim SAR gabungan dan warga setempat masih berlangsung, namun hingga kini korban belum ditemukan, menimbulkan kecemasan mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Bali.
Kejadian yang Menggemparkan Karangasem
Kejadian tragis menimpa seorang nelayan bernama I Made Sulandri (50) di perairan Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali. Pada pagi hari yang tenang tanggal 29 Juni 2024, Sulandri yang sedang melaut menggunakan jukungnya yang bernama “Amanah” diduga terjatuh saat sedang memancing ikan.
Jukung yang berukuran panjang 6,35 meter dengan mesin tempel merk Yamaha 15 PK ditemukan mengapung tanpa awak sekitar pukul 06.00 WITA oleh rekannya. Dugaan jatuhnya korban berasal dari kondisi jukung yang berbahan fiber dan licin, yang membuat Sulandri terpeleset saat melempar jaring pukul 07.00 WITA. Mesin jukung yang dalam keadaan menyala membuat perahu terus bergerak hingga korban tidak dapat mengejarnya.
Kronologi Pencarian yang Intensif
Begitu laporan kehilangan diterima, berbagai pihak segera bergerak cepat untuk melakukan operasi pencarian. Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana, memimpin tim SAR gabungan yang terdiri dari personel Pos SAR Karangasem, Unit Siaga Pencarian dan Pertolongan Nusa Penida, TNI Angkatan Laut, Polres, Babinsa, Balawista, dan warga setempat.
Mereka menyisir perairan dengan menggunakan rubber boat (RIB) serta perahu karet. Meskipun kondisi angin dan cuaca yang cukup menantang mempersulit pencarian. Operasi pencarian hingga hari ke lima sejak kejadian masih belum menemukan jejak korban.
Tim SAR telah beberapa kali turunkan pasukan ke area kejadian dan memanfaatkan berbagai alat bantu pencarian, namun hasilnya masih nihil. “Tim SAR gabungan melakukan penyisiran menggunakan 1 unit RIB dan 1 unit perahu karet. Sampai saat ini proses pencarian masih berlangsung,” demikian diungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
Baca Juga: Dugaan Pengeroyokan di Balik Kematian Tahanan Kasus Pencabulan di Denpasar
Profil Korban dan Dampak Keluarga
I Made Sulandri adalah seorang nelayan berusia 50 tahun yang berdomisili di Banjar Banyuning, Desa Bunutan. Ia dikenal sebagai tulang punggung keluarga dan menanggung kehidupan tiga anak serta istrinya, Ni Nyoman Resep.
Keluarga sangat terpukul oleh kejadian ini dan terus memantau perkembangan pencarian dengan harapan besar pelayaran Sulandri berakhir dengan keselamatan. Kehilangan Sulandri bukan hanya duka bagi keluarga tapi juga masyarakat sekitar yang sangat mengandalkan keberadaan nelayan sebagai sumber kehidupan utama.
Alasan dan Risiko Kegiatan Mancing di Laut
Mancing ikan di laut terutama menggunakan jukung tradisional merupakan aktivitas penting dan tradisional bagi masyarakat pesisir Karangasem. Meski polos dan sederhana, aktivitas ini memiliki risiko tinggi terutama karena kondisi cuaca dan ombak yang bisa berubah tiba-tiba.
Jukung berbahan fiber yang licin serta mesin tempel yang menyala saat berlayar menambah risiko bahaya bagi nelayan. Kecelakaan seperti terpeleset dan jatuh ke laut sangat mungkin terjadi dan sering kali sulit untuk segera diselamatkan, apalagi saat melaut sendirian seperti kasus Sulandri.
Upaya Pencegahan dan Keselamatan Bagi Nelayan Lokal
Kejadian ini memunculkan urgensi akan peningkatan keselamatan nelayan lokal di Karangasem. Perlu adanya edukasi mengenai penggunaan perahu yang aman, penggunaan alat keselamatan seperti pelampung, serta sistem komunikasi yang memadai di tengah laut.
Pemerintah daerah dan instansi terkait juga diharapkan dapat memperkuat SAR lokal dan memberikan pelatihan kedaruratan air bagi nelayan agar respon cepat bisa dilakukan setiap ada kejadian tak diharapkan. Kesadaran bersama dan teknologi modern bisa sangat membantu mengurangi risiko hilangnya jiwa saat beraktivitas di laut.
Kesimpulan
Kehilangan pria hilang saat mancing yang bernama I Made Sulandri, nelayan berusia 50 tahun dari Desa Bunutan yang diduga jatuh dari jukungnya saat mancing di laut. Menjadi duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Karangasem. Upaya pencarian yang sudah berlangsung namun belum membuahkan hasil menunjukkan betapa risiko nyata menghadang para nelayan tradisional di perairan Karangasem.
Kejadian ini menyoroti pentingnya keselamatan laut dan perlunya usaha serius dalam meningkatkan proteksi serta kesiapsiagaan SAR di daerah pesisir. Harapan besar masih terpatri agar Sulandri segera ditemukan dalam kondisi selamat dan tragedi seperti ini bisa diminimalisasi di masa depan demi menjaga keselamatan nelayan dan kekayaan laut Bali.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN BALI.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari www.detik.com