Kasus kematian seorang turis China di Bali sempat memicu dugaan keracunan hingga akhirnya otopsi forensik memastikan tidak ditemukan zat berbahaya apapun.

Temuan medis menunjukkan iritasi saluran pencernaan menyebabkan dehidrasi akut, sementara penyelidikan polisi menegaskan dugaan keracunan telah terpatahkan sepenuhnya oleh fakta.
Hasil Otopsi Tidak Ada Indikasi Keracunan
Dokter Forensik RSUP Prof. Ngoerah Denpasar, dr. Kunti Yulianti, menegaskan bahwa tidak ditemukan jejak zat berbahaya dalam tubuh korban. Pemeriksaan toksikologi dilakukan secara menyeluruh terhadap berbagai kelompok zat yang berpotensi menyebabkan keracunan.
Menurut dr. Kunti, seluruh parameter toksikologi memberikan hasil negatif. Tidak ditemukan pestisida, arsen, sianida, narkoba, alkohol, maupun metanol dalam tubuh korban. Dengan temuan ini, dugaan bahwa kematian korban terjadi akibat paparan racun dinyatakan tidak memiliki dasar ilmiah.
Ia menjelaskan bahwa tanpa adanya bukti zat berbahaya, tidak ada landasan untuk mengarah pada diagnosis keracunan. Semua indikator toksikologi yang diuji berada pada batas normal atau tidak terdeteksi sama sekali.
Temuan Organ Tubuh Iritasi Saluran Pencernaan Diduga Menjadi Pemicu
Meski tidak ada zat beracun yang terdeteksi, pemeriksaan organ dalam memberikan gambaran kondisi kesehatan korban sebelum meninggal. Tim forensik menemukan sejumlah kelainan pada organ pencernaan yang dapat memicu gangguan serius.
Beberapa temuan penting meliputi:
- Pelebaran pembuluh darah di seluruh organ pencernaan.
- Pembesaran kelenjar getah bening di area mesenterium, yaitu penggantung usus yang menghubungkan usus dan lambung.
- Bercak perdarahan pada selaput pembungkus hati dan dinding lambung.
- Cairan berwarna hitam kehijauan di lambung, yang mengindikasikan adanya iritasi atau proses inflamasi.
- Bercak kemerahan pada usus halus, menandakan peradangan.
- Tidak ditemukan sisa makanan atau hasil pencernaan lainnya, bahkan tidak terdapat tinja di usus besar.
Kondisi-kondisi tersebut mengarah pada dugaan iritasi saluran pencernaan yang dapat menyebabkan diare hebat hingga mengakibatkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Kedua kondisi itu berpotensi menyebabkan gangguan pada fungsi organ vital bila terjadi dalam waktu singkat tanpa penanganan medis.
Baca Juga: PKB Bali Punya Pemimpin Baru, Iman Sukri Siap Gaspol Menuju 2029
Penyebab Kematian Masih Abu-Abu

Meski hasil otopsi memberikan sejumlah petunjuk, dr. Kunti tetap berhati-hati dalam menyimpulkan penyebab kematian. Ia menjelaskan bahwa waktu antara munculnya gejala sakit hingga korban meninggal sangat singkat, sehingga tubuh tidak sempat merekam perubahan patologis secara jelas pada tingkat sel.
Hal inilah yang membuat penyebab kematian menjadi “abu-abu”, karena tidak ada tanda patologi khas yang bisa mengarah secara tegas pada satu diagnosis.
Namun, berdasarkan temuan makroskopis, ia menyebutkan bahwa iritasi saluran cerna yang menyebabkan diare, dehidrasi, dan gangguan elektrolit merupakan penyebab yang tidak dapat disingkirkan. Dalam beberapa kasus, kondisi tersebut dapat berkembang sangat cepat dan fatal terutama bila tidak segera mendapatkan pertolongan.
Penyelidikan Kepolisian 15 Saksi Diperiksa
Satreskrim Polres Badung di bawah pimpinan AKP Azarul Ahmad memastikan bahwa proses penyelidikan dilakukan secara ilmiah menggunakan metode scientific crime investigation. Langkah ini dilakukan untuk mengungkap fakta sebenarnya serta menghindari spekulasi liar.
Hingga kini, polisi telah memeriksa 15 orang saksi, terdiri dari:
- Karyawan hostel tempat korban menginap
- Dokter yang sempat memeriksa korban sebelum meninggal
- Saksi ahli
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan analisis laboratorium, polisi menegaskan bahwa tidak ada indikasi racun, termasuk:
- Pestisida
- Arsen
- Sianida
- Alkohol
- Metanol
Dengan demikian, seluruh dugaan atau rumor tentang adanya keracunan telah dipatahkan secara ilmiah. Selain itu, polisi juga memastikan bahwa dugaan diare yang dialami korban bukan dipicu oleh makanan dari hostel. Tidak ditemukan bukti atau keterkaitan antara makanan yang dikonsumsi korban dengan kelainan organ pencernaan yang ditemukan.
Simak berita update lainnya tentang Bali dan sekitarnya secara lengkap tentunya terpercaya hanya di Info Kejadian Bali.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari kompas.com
- Gambar Kedua dari liputan6.com